FONOLOGI: APA ITU GRAFEM?
FONOLOGI: APA ITU GRAFEM?
Pengertian grafem dalam fonologi adalah sebuah satuan unit terkecil sebagai pembeda dalam sebuah sistem aksara, atau juga bisa diartikan sebagai sebuah sistem pelambangan bunyi alih yang biasa disebut dengan sistem ejaan. Untuk menetapkan sebuah bunyi berstatus sebagai fonem atau bukan, harus dicari pasangan minimalnya, berupa dua buah kata yang mirip, yang memiliki satu bunyi yang berbeda, sedangkan yang lainnya sama. Perbedaan grafem dan fonem adalah jika grafem menjelaskan atau berbicara tentang huruf, maka fonem menjelaskan pelafalan atau tentang bunyi.
Pengertian Grafem Fonem Vokal
Bunyi vokal diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah yang bersifat vertikal dan horizontal, juga berdasarkan bentuk mulut. Posisi lidah secara vertikal dibedakan dengan adanya vokal tinggi, seperti bunyi [i] dan [u]; vokal tengah, seperti [e] dan [∂]; dan vokal rendah, seperti bunyi [a]. Sedangkan secara horizontal, dibedakan dengan adanya vokal depan, seperti bunyi [i] dan [e]; vokal pusat, seperti bunyi [∂]; dan vokal belakang, seperti bunyi [u] dan [o]. Lalu bunyi vokal yang diklasifikasikan menurut bentuk mulut dibedakan dengan adanya vokal bundar; bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal tersebut, seperti vokal [o] dan vokal [u], serta vokal tak bundar; bentuk mulut tidak membundar, melainkan melebar pada saat mengucapkan vokal tersebut, seperti vokal [i] dan vocal [e].
Pengertian Grafem Fonem Diftong
Diftong adalah sebuah bunyi vokal rangkap yang tergolong dalam satu suku kata. Penyebutan vokal rangkap terjadi karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Apabila terdapat dua buah vokal yang berurutan, tetapi yang pertama terletak pada suku kata yang berlainan dari yang kedua, maka di situ tidak terdapat adanya diftong. Contohnya seperti pada grafem <au> yang dibaca menjadi /aw/ pada kata kerbau dan aula.
Pengertian Grafem Fonem Konsonan
Bunyi konsonan dibedakan berdasarkan tiga kriteria, yaitu:
- Posisi pita suara
Dalam hal ini juga dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah bunyi bersuara yang berarti terjadi ketika pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadi sebuah getaran pada pita suara, seperti [b], [d], [g], dan [c], dan yang kedua adalah bunyi tak bersuara yang terjadi ketika pita suara agak terbuka lebar, sehingga tidak menimbulkan suatu getaran pada pita suara, seperti [s], [k], [p], dan [t].
- Tempat artikulasi
a. Bilabial: bunyi konsonan yang terjadi ketika adanya pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas, seperti bunyi [b]. [p], dan [m].
b. Labiodental: pertemuan antara bibir dan gigi, seperti bunyi [f] dan [n].
c. Laminoalveoral: bunyi konsonan terjadi karena ujung lidah menempel pada gosi, seperti bunyi [t] dan [d].
- Cara artikulasi
a. Konsonan letupan: dihasilkan dengan cara udara dihambat lalu diletupkan oleh artikulator, seperti bunyi [p], [b], [t], [d]. [k], dan [g].
b. Konsonan geseran atau frikatif: dihasilkan oleh alur yang amat sempit sehingga sebagian besar arus udara menjadi terhambat, seperti bunyi [f], [s], dan, [z].
c. Konsonan sengau atau nasal: dihasilkan dengan menutup arus udara keluar dari rongga mulut dengan membuka agar dapat keluar melalui hidung, seperti bunyi [m], [n], dan [ŋ].
d. Konsonan getaran: bunyi [r].
e. Konsonan sampingan atau lateral: dihasilkan dengan menghalangi arus udara sedemikian rupa sehingga dapat keluar hanya melalui sebelah atau kedua belah sisi lidah, seperti bunyi [l].
f. Konsonan hampiran atau aproksiman: bunyi [w], dan [y].
Komentar
Posting Komentar