MENILIK KEPRIBADIAN TOKOH AKI DALAM NOVEL “AKI” KARYA ABDULLAH IDRUS

 MENILIK KEPRIBADIAN TOKOH AKI DALAM NOVEL “AKI” KARYA ABDULLAH IDRUS



1.          Fakta Cerita dalam Novel Aki

Dalam novel Aki terdiri dari alur, penokohan tokoh utama Aki, dan latar cerita dalam novel. Cerita ini dimulai tahap pengenalan tokoh utama, tahap awal penyituasian konflik, tahap peningkatan konflik, dan tahap penyelesaian konflik (klimaks).

Novel ini menghadirkan tokoh Aki sebagai tokoh utama sebagai tokoh utama. Aki digambarkan sebagai sosok laki-laki yang tengah mengidap penyakit tuberculosis (TBC) akut pada usia 29 tahun. Pengarang menjelaskan dalam ceritanya bahwa sosok Aki ketika sedang mengalami kritis justru mengucapkan kepada istrinya yang bernama Sulasmi bahwa Aki akan meninggal setahun lagi. Kabar tersebut tidak tahu dari mana asalnya, tetapi hanya itu yang terucap dari mulut Aki.

 

"Sulasmi, aku akan mati setahun lagi" ( Aki, Idrus:11).

 

Berdasarkan kutipan tersebut dapat kita ketahui bahwa pengarang menggambarkan sosok Aki memiliki sikap yang optimis dan yakin bahwa dirinya akan berhadapan dengan kematian dalam kurun waktu setahun lagi. Aki setiap hidupnya hanya memikirkan persiapan kematiannya, ia lupa aan adanya Tuhan. Aki sangat menentang dengan adanya "takdir" Tuhan, karena pada dasarnya "kematian" hanya Tuhan yang menentukan tidak ada seorang pun yang dapat menerka ataupun meramalkan sendiri akan datangnya kematian.

Aki mengabarkan akan ramalan kematiannya kepada semua tetangga dan rekan kerjanya. Kabar ramalan kematian Aki dalam kurun waktu satu tahun lagi menjadi tanda tanya besar orang terdekat Aki. Salah satu rekan kerja Aki bingung dan bertanya-tanya akan persoalan takdir Tuhan yang diramalkan oleh Aki sendiri. Salah satu teman kantor Aki membuat sajak yang ditujukan kepada Aki yang isinya menyindir Aki seolah-olah menganggap Tuhan sudah mati dan sehingga Aki dapat mengetahui kematiannya sendiri. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan durhaka kepada Tuhan, padahal hanya Tuhanlah yang dapat berkuasa atas takdir dan ketetapan manusia.

"Tuhan sudah mati

Sekarang Aki jadi Tuhan

Tapi Aki juga akan mati

Jadi semua tidak kekal

Tuhan tidak, Aki tidak, Aku tidak!" (Aki, Idrus:23).

Selain tokoh Aki, novel Aki juga menampilkan tokoh tambahan yang diperankan yakni Sulasmi (istri Aki), serta Akbar dan Lastri (anak Aki). Latar tempat meliputi latar waktu, latar suasana, dan latar sosial. Latar tempat diceritakan di rumah Aki dan kantor tempat Aki bekerja. Latar suasana dan sosial yang disajikan dalam novel Aki adalah kehidupan rumah tangga keluarga Aki dan konflik batin tokoh utama yakni Aki.

2.         Kepribadian Tokoh Aki dalam Novel Aki

Aki pada awal cerita digambarkan sebagai seorang yang tengah mengidap penyakit tuberculosis (TBC) akut pada usia 29 tahun. Karena penyakit yang diidapnya Aki terlihat lebih tua dari pada usianya, perawakannya seperti pria yang telah menginjak 40 tahun. Karena penyakit yang ia derita, Aki mengalami putus asa akan kehidupannya. Aki mermalkan akan kematiannya terjadi satu tahun lagi yakni 16 Agustus. Kasus orang yang meramalkan kematiannya sendiri menunjukkan dalam konteks kehidupan sosial budaya pada masanya yakni adanya sikap pesimis terhadap kisruhnya kehidupan.

Pada akhir cerita, diceritakan bahwa Aki tidak jadi mati di tanggal yang telah diramalnya. Setelah kejadian itu Aki mulai sadar akan kewajibannya yakni membesarkan anak-anaknya dan tidak ingin mati muda, bahkan Aki mulai menginginkan untuk mati di usia 60 tahun. Diusianya yang telah menginjak 42 tahun perwakannya kini terlihat lebih muda seperti baru berusia 29 tahun, badanya kini sangat bugar dan sehat dengan cukuran kepala botak. Perubahan besar mulai terjadi dalam diri Aki, pekerjaan kantor tidak memuaskan hatinya lagi. Pekerjaan yang bertahun-tahun dicintainya sekarang dianggapnya tidak berarti di kehidupannya. Aki memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, Aki memilih fakultas Hukum. Aki baru menyadari bahwa hidup ada harganya, jika kita mempertahankan hidup untuk bermanfaat bagi orang di sekitar. Tiga belas tahun lalu malaikat maut melarikan diri dari Aki, hingga Aki yang berjuang mati-matian supaya sehat kembali, supaya sakit paru-paru yang dideritanya dapat hilang di tubuhnya. Aki kini bahkan tidak ingin mati di usia 60 tahun ia ingin hidup lebih lama lagi yakni 100 tahun.

 

“Sulasmi, aku sekolah tinggi untuk mencapai titel meester in de rechten. Oh, alangkah manisnya kedengaranya titel itu. Aku belum tua dan aku tidak jadi mati umur enam puluh tahun. Aku mau hidup seratus tahun. Lima puluh tahun dari hidupku akanmkuberikan menjadi pegawai. Cukup? Nah, yang lima puluh tahun lagi akan kupergunakan untuk hidup sebagai akademikus.” (Aki, Idrus: 63).

3.          Dinamika Kepribadian Tokoh Aki dalam Novel Aki

Kepribadian tokoh utama Aki yang sebelumnya merasa kalah dan pesimis akan penyakit yang dideritanya kemudian menjadi optimis akan masa depannya, Aki mengalami beberapa pertentangan yang menjadikan konflik batin dalam diri Aki sendiri. Hal tersebut menjadi bukti akan perubahan pola pikir dan juga tingkah laku sehari-hari tokoh Aki. Aki yang terlihat lemah dan putus asa akan penyakit akut yang diderita mengalami pergolakan batin yang membuatnya optimis akan kehidupan yang ia jalani. Peristiwa akan ramalan kematiaanya yang tidak sesuai membuatnya menjadi seseorang yang ingin hidup lebih lama lagi di dunia dan bermanfaat bagi orang lain. Bahkan di usianya yang menginjak 42 tahun, Aki tidak gengsi melanjutkan pendidikanya di perguruan tinggi diantara anak muda di zamanya.

“Aki merasa bahwa kematiannya akan beraati kehilangan besar bagi dunia yang mau baik. Dan ia berjuang dalam batinnya agar ia jangan mati-mati.” (Aki, Idrus:58).

A.           Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan hasil kajian terhadap penokohan tokoh utama Aki dalam novel Aki karya Abdullah Idrus menunjukkan penokohan yang kompleks. Penokohan Aki sebagai tokoh utama dalam novel tersebut mengungkapkan serta menerangkan sifat pesimis, optimis, menerima keadaan dengan sikap positif, serta semangat akan kehidupan selanjutnya. Perubahan sikap Aki karena ramalan kematiannya yang melenceng membuat Aki menjadi seorang pribadi yang bijak dan optimis akan kesembuahan penyakit yang dideritanya. Transformasi kepribadian Aki yang berubah tentunya mengalami pertentangan baik dalam pikiran, pikiran, dan tindaknnya.


Komentar